Pavarotto

Just Pavarotto, That's All !

Apa itu Insomnia?

jamApakah Anda atau keluarga Anda termasuk orang yang sedang mengalami insomnia? Insomnia atau kesulitan tidur, bagi sebagian orang dianggap sebagai suatu hal yang biasa, namun jika insomnia ini dibiarkan maka akan mengakibatkan berbagai akibat yang mengganggu kondisi psikologis dan fisik, bahkan kematian.

Sebenarnya, apa insomnia itu?

Jika insomnia disebabkan karena faktor psikologis seperti stres dalam jangka waktu tertentu yang disebabkan situasi social, masalah pribadi yang tidak kunjung selesai, persoalan KDRT, krisis ekonom rumah tangga, krisis dalam bisnis, dll maka insomnia ini tergolong insomnia yang disebabkan faktor psikologis. Namun, jika Anda hanya mengalami insomnia hanya 1 atau 2 hari dan hal ini disebabkan karena lingkungan tempat tinggal Anda yang bising maka Anda hanya perlu pindah tempat tinggal untuk menyembuhkan insomnia Anda.

Selain itu, jika Anda mengalami insomnia karena sedang mengalami sakit fisik maka insomnia tersebut akan hilang setelah Anda sembuh. Pada kesempatan ini, kita akan membahas tentang insomnia yang disebabkan karena faktor psikologis, karena dapat menyebabkan berbagai dampak yang merugikan pada penderita insomnia, bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu apa definisi insomnia itu.

Apakah Insomnia ?
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-IV (DSM-IV), mendefinisikan insomnia sebagai kesulitan memulai tidur, mempertahankan tidur, merasa tidak fresh pada waktu bangun pagi dan mengalami kualitas tidur yang buruk. Setelah Anda mengetahui definisi insomnia, apakah Anda sudah mulai memperhatikan diri Anda, apa Anda memang mengalami insomnia atau tidak. Untuk lebih jelasnya, Anda perlu mengetahui apa saja gejala-gejala insomnia. Namun, perlu diingat bahwa disini kita sedang membahas insomnia karena faktor psikologis, bukan faktor yang lain

Gejala Insomnia
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-IV (DSM-IV), menunjukkan beberapa gejala dimana seseorang dapat didiagnosis sedang menderita insomnia karena faktor psikologis, yaitu:

  1. Kesulitan untuk memulai, mempertahankan tidur, dan tidak dapat memperbaiki tidur selama sekurangnya satu bulan merupakan keluahan yang paling banyak terjadi.
  2. Insomnia ini menyebabkan penderita menjadi stres sehingga dapat mengganggu fungsi sosial, pekerjaan atau area fungsi penting yang lain.
  3. Insomnia karena faktor psikologis ini bukan termasuk narkolepsi, gangguan tidur yang berhubungan dengan pernafasan, gangguan ritme sirkadian atau parasomnia.
  4. Insomnia karena faktor psikologis tidak terjadi karena gangguan mental lain seperti gangguan depresi, delirium.
  5. Insomnia karena faktor psikologis tidak terjadi karena efek fisiologis yang langsung dari suatu zat seperti penyalahgunaan obat atau kondisi medis yang umum.

Dengan adanya gejela-gejala yang disebutkan oleh Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-IV (DSM-IV), maka insomnia karena faktor psikologis dapat mengganggu berbagai fungsi sosial. Pertanyaannya, apa penyebab terjadinya insomnia karena faktor psikologis? Ingin tahu jawabannya, mari kita ikuti pembahasan berikut.

Penyebab Insomnia

International Classification of Sleep Disorder-Revised (ICSD-R), mengatakan bahwa penyebab terjadinya insomnia adalah masalah-masalah psikologis, seperti mengalami stress, kecemasan, ketakutan, kekhawatiran, depresi disebabkan factor tekanan pekerjaan, trauma karena mengalami bencana, mengalami kekerasan atau KDRT, mengalami pengalaman traumatis, dll. Insomnia dapat menjadi kronis jika tidak segera ditangani. Bagaimana siklus terjadinya insomnia pada tingkat yang kronis?

Dampak insomnia kronis yang dialami si istri pada kasus di atas adalah selalu merasa tubuh tidak fresh dan mengalami penurunan berat badan dari 52 kg menjadi 47 kg. Apakah Anda atau keluarga Anda juga mengalami kasus yang sama seperti di atas? Perlu untuk diketahui bahwa insomnia dapat mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan bagi si penderita. Apa saja dampak dari insomnia?

  1. Depresi
  2. Kesulitan untuk berkonsentrasi
  3. Aktivitas sehari-hari menjadi terganggu
  4. Prestasi kerja atau belajar mengalami penurunan
  5. Mengalami kelelahan di siang hari
  6. Hubungan interpersonal dengan orang lain menjadi buruk
  7. Meningkatkan risiko kematian
  8. Menyebabkan kecelakaan karena mengalami kelelahan yang berlebihan
  9. Memunculkan berbagai penyakit fisik

Dampak insomnia tidak dapat di anggap remeh, karena bisa menimbulkan kondisi yang lebih serius dan membahayakan kesehatan dan keselamatan. Oleh karenanya, setiap penderita insomnia perlu mencari jalan keluar yang tepat.

Solusi Mengatasi Insomnia

Insomnia yang terjadi karena faktor psikologis lebih baik diobati dengan psikoterapi karena penyebabnya adalah faktor-faktor psikologis. Penting bagi penderita insomnia untuk secara terbuka mengatakan pada Psikolog,terapis atau konselor tentang awal mula penyebab insomnia sehingga dapat ditentukan terapi apa yang sebaiknya diberikan.

Selain itu, keluarga si penderita insomnia juga harus memberi dukungan pada penderita agar insomnia yang dialaminya perlahan-lahan dapat diturunkan sampai sembuh. Mengapa pada psikolog ? Psikolog akan membantu penderita memahami akar penyebab insomnia, melihat dari perspektif yang obyektif (tinjauan psikologis) masalah yang dialami dan mengarahkan penderita pada sikap, strategi dan pola pikir yang benar, tepat dalam mempersepsi masalah dan menemukan solusinya.

Apa saja terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi insomnia? Ada beberapa terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi insomnia, yaitu:

1. CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita dalam memandang dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan untuk meningkatkan rasa percaya dirinya sehingga si penderita merasa berdaya atau merasa bahwa dirinya masih berharga.

2. Sleep Restriction Therapy

Sleep restriction therapy digunakan untuk memperbaiki efisiensi tidur si penderita insomnia.

3. Stimulus Control Therapy

Stimulus control therapy berguna untuk mempertahankan waktu bangun pagi si penderita secara reguler dengan memperhatikan waktu tidur malam dan melarang si penderita untuk tidur pada siang hari meski hanya sesaat.

4. Relaxation Therapy
Relaxation Therapy berguna untuk membuat si penderita rileks pada saat dihadapkan pada kondisi yang penuh ketegangan.

5. Cognitive Therapy
Cognitive Therapy berguna untuk mengidentifikasi sikap dan kepercayaan si penderita yang salah mengenai tidur.

6. Imagery Training
Imagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si penderita yang tidak menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang menyenangkan.

Banyak di antara para penderita insomnia karena factor psikologis yang menggunakan obat tidur untuk mengatasi insomnianya. Namun penggunaan yang terus menerus tentu menimbulkan efek samping yang negative, baik secara fisiologis (efek terhadap organ dan fungsi organ tubuh) serta efek psikologis.

Logikanya, insomnia yang disebabkan factor psikologis, berarti factor psikologis itu lah yang harus di atasi, bukan symtomnya. Kalau kita hanya focus mengatasi simtom-nya dengan minum berbagai obat tidur, maka ketika mata terbuka, masalah akan datang kembali, bahkan akan dirasa lebih berat karena dibiarkan berlarut-larut tanpa solusi pada akar masalah.

Perlu diketahui, bahwa keberhasilan terapi tergantung dari motivasi si penderita untuk sembuh sehingga si penderita harus sabar, tekun dan bersungguh-sungguh dalam menjalani sesi terapi. Selain itu, sebaiknya terapi yang dilakukan juga diiringi dengan pemberian terapi keluarga. Hal ini disebabkan, dalam terapi keluarga, anggota keluarga si penderita dilibatkan untuk membantu kesembuhan si penderita. Dalam terapi keluarga, anggota keluarga si penderita juga diberi tahu tentang seluk beluk kondisi si penderita dan diharapkan anggota keluarganya dapat berempati untuk membantu kesembuhan si penderita.

Solusi mencegah insomnia
Insomnia karena faktor psikologis dapat dicegah dengan cara memanage stres secara positif dan jika ada mengalami masalah sebaiknya sharing pada seseorang yang dapat Anda percaya. Semoga dengan pembahasan tentang insomnia ini, dapat memberikan manfaat bagi Anda. Dengan informasi ini, diharap kita pun bisa memahami penderita insomnia dan dapat memberikan bantuan yang tepat. Perhatian dan empati terhadap penderita insomnia, bisa sedikit mengobati kegalauan emosi jiwanya.

Semoga bermanfaat.

http://www.e-psikologi.com

22 October 2009 - Posted by | Catatan |

2 Comments »

  1. […] Untuk tahu apa itu insomnia, baca juga Apa itu Insomnia? […]

    Pingback by Insomnia-kah diriku? « Pavarotto | 22 October 2009 | Reply

    • Terima Kasih

      Comment by pavarotto | 24 October 2009 | Reply